Sekali peristiwa di sebuah desa di Afrika tinggal seorang gembala yang menggembalakan domba-dombanya tiap hari. Pada waktu pagi ia membawanya ke padang rumput. Setiap sore ia membawanya pulang dengan selamat. Gembala ini mencintai semua dombanya. Akan tetapi, ada seekor domba yang lebih dicintainya daripada semua domba lain. Sering kali ia menggendong domba ini. Kadang-kadang ia memandikannya sehingga domba itu menjadi bersih dan bulunya menjadi putih.
Sebenarnya, domba kesayangannya ini diberi nama “Si Putih.” Dengan lemah lembut gembala itu merawat si Putih, namun sering si Putih ingin pergi ke gunung-gunung yang di kejauhan. Gembala itu tidak pernah membawanya ke daerah pegunungan. Mungkin si Putih menyangka bahwa di sana ada padang rumput yang lebih baik. Mungkin ia merasa bahwa rumput di sana kelihatan lebih empuk. Akan tetapi, gembala itu tahu bahwa di daerah pegunungan itu ada bahaya bagi domba-dombanya.
Pada suatu hari, ketika gembala itu sedang merawat seekor domba yang sakit, si Putih berkeliaran. Ia terus-menerus mengunggis rumput dan tersasar makin lama makin jauh. Dan . . . |