Pengarang: Pdt. Dr. Rainer Scheunemann
Ukuran Buku: 15 cm x 21 cm
Softcover: 400 hlm.
"Surat Ibrani bersifat sangat aktual karena bertujuan untuk menguatkan, menghibur, memotivasi, menasihati, dan memperingatkan orang percaya untuk tetap bertahan dalam iman percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Pengharapan dan iman percaya ini memiliki pahala kekal surgawi yang besar dalam kehidupan, sukacita dan perhentian kekal abadi yang keindahannya melampaui segala bayangan manusiawi. Surat Ibrani yang bersifat pastoral dapat disebutkan sebagai Injil yang kelima, karena menekankan pekerjaan Yesus Kristus sebagai Imam Besar penebus dosa di Golgota dan kini di surga menjadi Imam Besar dan Pembela orang percaya. Surat Ibrani menekankan iman sebagai percaya akan Firman, kebaikan dan janji Tuhan. Apabila buku Tafsiran ini dapat menolong pembaca memperdalam iman percaya, sehingga semakin meyakini keunggulan pribadi dan karya Tuhan Yesus Kristus dan pada akhirnya tetap bertahan dalam iman percaya kepada Tuhan Yesus, maka tujuan penulisan buku tafsiran ini tercapai. Selain itu tujuan tafsiran yang bersifat eksegetis-sistematis-praktis dengan rincian struktur yang mendetail ini adalah untuk mempermudah dalam mengajar dan mengkhotbahkan isi dan bagian-bagian Surat Ibrani. Meskipun konteks utama Surat Ibrani adalah Yahudi-Ibrani, tetapi dalam konteks agama-agama di Indonesia pemahaman yang baik akan superioritas pribadi dan karya Tuhan Yesus sebagai Imam-Raja dan Korban Penebusan dosa yang sempurna adalah sangat penting. Karena hanya Yesus dapat membawa manusia ke dalam hadirat Allah. Dalam semua ini orang Kristen dipanggil untuk tetap memercayai Tuhan. Bagi mereka yang telah menjadi ragu dan putus asa dan bahkan mau kembali kepada kepercayaan-kepercayaan lama penulis Surat Ibrani dengan tegas menggarisbawahi bahwa hal itu adalah sia-sia, karena:
1. Yesus Pribadi yang lebih baik
2. Wahyu-Nya lebih baik
3. Pelayanan keimaman-Nya lebih baik
4. Perjanjian Baru-Nya lebih baik
5. Korban penebusan-Nya lebih baik
6. Tempat kudus-Nya lebih baik
7. Warisan dan Perhentian kekal yang diberikan-Nya lebih baik.
Orang percaya mengembara di dunia dalam iman, persekutuan, dan pelayanan, namun terjangkar dalam kepastian rumah sejahtera abadi, tanah air kekal di surga.